Wednesday, January 28, 2015

Mencari Sebuah Masjid

MENCARI SEBUAH MASJID
Oleh Taufiq Ismail


Aku diberitahu tentang sebuah masjid,
yang tiang-tiangnya dari pepohon di hutan, fondasinya batu karang dan pualam pilihan
atapnya menjulang tempat bersangkutnya awan dan kubahnya tembus pandang,
berkilauan digosok topan kutub utara dan selatan
Aku rindu dan mengembara mencarinya.

Aku diberitahu tentang sepenuh dindingnya yang transparan,
dihiasi dengan ukiran kaligrafi Qur'an dengan warna platina dan keemasan
bentuk daun-daunan sangat teratur serta sarang lebah demikian geometriknya
ranting dan tunas berjalin bergaris-garis gambar putaran angin
Aku rindu dan mengembara mencarinya.

Aku diberitahu tentang sebuah masjid
yang menara-menaranya menyentuh lapisan ozon dan menyeru azan tak habis-habisnya membuat lingkaran mengikat pinggang dunia kemudian nadanya yang
lepas-lepas disulam malaikat jadi renda benang emas yang memperindah ratusan juta sajadah di setiap rumah tempatnya singgah
Aku rindu dan mengembara mencarinya.

Aku diberitahu tentang sebuah masjid
yang letaknya dimana bila waktu azan lohor engkau masuk kedalamnya
engkau berjalan sampai waktu ashar, tak kan capai saf pertama
sehingga bila engkau tak mau kehilangan waktu, bershalatlah di mana saja
di lantai masjid ini yang besar luar biasa
Aku rindu dan mengembara mencarinya

Aku diberitahu tentang ruangan disisi mihrabnya
yaitu sebuah perpustakaan tak terkata besarnya dan orang-orang dengan tenang membaca di dalamnya, di bawah gantungan lampu-lampu kristal terbuat dari berlian
yang menyimpan cahaya matahari, kau lihat bermilyar huruf dan kata masuk
beraturan ke susunan syaraf pusat manusia dan jadi ilmu berguna
di sebuah pustaka yang bukunya berjuta-juta terletak disebelah menyebelah masjid kita
Aku rindu dan mengembara mencarinya

Aku diberitahu tentang sebuah masjid
yang beranda dan ruang dalamnya tempat orang-orang bersila bersama dan
bermusyawarah tentang dunia dengan hati terbuka dan pendapat bisa berlainan
namun tanpa pertikaian dan kalaupun ada pertikaian bisalah diuraikan dalam simpul
persaudaraan sejati dalam hangat sajadah yang itu juga terbentang
di sebuah masjid yang sama
Tumpas aku dalam rindu. Mengembara mencarinya
Dimanakah dia gerangan letaknya?

Pada suatu hari aku mengikuti matahari
ketika dipuncak tergelincir sempat lewat seperempat kwadran turun ke barat dan
terdengar merdunya azan di pegunungan, dan akupun melayangkan pandangan
mencari masjid itu kekiri dan kekanan, ketika seorang tak kukenal membawa sebuah
gulungan, dia berkata "Inilah dia masjid yang dalam pencarian tuan"
dia menunjuk tanah ladang itu dan di atas lahan pertanian dia bentangkan secarik
tikar pandan kemudian dituntunnya aku ke sebuah pancuran
airnya bening dan dingin mengalir teraturan, tanpa kata dia berwudlu duluan.
Akupun di bawah air itu menampungkan tangan, ketika kuusap mukaku,
kali ketiga secara perlahan, hangat air yang terasa bukan dingin
Kiranya demikianlah air pancuran bercampur dengan air mataku yang bercucuran.

Saturday, January 24, 2015

Istanbul, Turkey

Travelling : Istanbul Turkey

Istanbul

Istanbul, Turkey - Eropa  (dilihat dari Camlica Hill)
Istanbul (bahasa Turki: İstanbul; ada yang menyebut Istambul) adalah kota terbesar di Turki yang menjadi jantung ekonomi, budaya, dan sejarah negara ini. Dengan jumlah penduduk 13,9 juta, kota ini membentuk salah satu aglomerasi perkotaan terbesar di Eropa dan termasuk salah satu kota terbesar di dunia menurut jumlah penduduk di dalam batas kota. Istanbul yang memiliki luas 5,343 square kilometers (2,063 sq mi) ini berbatasan dengan Provinsi Istanbul dan menjadi ibu kota administratifnya. Istanbul adalah kota lintas benua yang membentang melintasi Selat Bosporus—salah satu perairan tersibuk di dunia—di Turki barat laut, antara Laut Marmara dan Laut Hitam. Pusat perdagangan dan sejarahnya terletak di Eropa, sementara sepertiga penduduknya tinggal di Asia.

Didirikan di promontori Sarayburnu sekitar tahun 660 SM dengan nama Byzantium, kota yang sekarang bernama Istanbul ini berkembang menjadi salah satu kota paling penting dalam sejarah. Selama enam belas abad setelah didirikan kembali dengan nama Konstantinopel pada tahun 330 M, kota ini menjadi ibu kota dari empat kekaisaran, yaitu Kekaisaran Romawi (330–395), Kekaisaran Romawi Timur (395–1204 dan 1261–1453), Kekaisaran Latin (1204–1261), dan Kekaisaran Utsmaniyah (1453–1922). Kota ini memainkan peran penting dalam kemajuan penyebaran Kristen selama masa-masa Romawi dan Romawi Timur sebelum Utsmaniyah menaklukkannya pada tahun 1453 dan mengubahnya menjadi pertahanan Islam sekaligus ibu kota kekhalifahan terakhir. Meskipun Republik Turki menetapkan ibu kotanya di Ankara, istana dan masjid kekaisaran masih berjajar di perbukitan Istanbul sebagai lambang sejarah kota ini.

Posisi strategis Istanbul di Jalur Sutera, jaringan rel ke Eropa dan Timur Tengah, dan satu-satunya rute air antara Laut Hitam dan Mediterania telah membantu memajukan penduduknya, meski tidak banyak sejak didirikannya Republik Turki pada tahun 1923. Setelah diabaikan selama periode antarperang, kota ini berhasil merebut perhatian dunia. Populasi kota bertambah sepuluh kali lipat sejak 1960-an setelah para migran dari seluruh Anatolia datang ke metropolis dan batas kota pun diperluas demi menampung mereka. Beberapa festival seni diadakan pada akhir abad ke-20, sementara perbaikan infrastruktur berhasil menciptakan jaringan transportasi yang kompleks.

Tujuh juta turis asing berkunjung ke Istanbul pada tahun 2010 setelah dinobatkan sebagai Ibu Kota Budaya Eropa, sehingga kota ini menjadi tujuan wisata paling populer ke-10 di dunia. Atraksi utama kota ini adalah pusat sejarahnya yang separuhnya terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, tetapi hub budaya dan hiburannya berada di sepanjang pelabuhan alami kota ini, Tanduk Emas, di distrik Beyoğlu. Diakui sebagai kota global, Istanbul menjadi tempat berdirinya kantor pusat sejumlah perusahaan dan kantor berita Turki dan menyumbang lebih dari seperempat produk domestik bruto negara ini.Demi memanfaatkan revitalisasi dan perluasannya yang cepat, Istanbul mencalonkan diri untuk menjadi kota penyelenggara Olimpiade Musim Panas 2020.
( Referensi : Istanbul) 

Blue Mosque (Masjid Biru)

Blue Mosque, Istanbul
Masjid Sultan Ahmed (bahasa Turki: Sultanahmet Camii) adalah sebuah masjid di Istanbul, kota terbesar di Turki dan merupakan ibukota Kesultanan Utsmaniyah ( dari 1453 sampai 1923). Masjid ini dikenal dengan juga dengan nama Masjid Biru karena pada masa lalu interiornya berwarna biru.

Masjid ini dibangun antara tahun 1609 dan 1616 atas perintah Sultan Ahmed I, yang kemudian menjadi nama masjid tersebut. Ia dimakamkan di halaman masjid. Masjid ini terletak di kawasan tertua di Istanbul, di mana sebelum 1453 merupakan pusat Konstantinopel, ibukota Kekaisaran Bizantin/Bizantium. Berada di dekat situs kuno Hippodrome, serta berdekatan juga dengan apa yang dulunya bernama Gereja Kristen Kebijaksanaan Suci (Hagia Sophia) yang sekarang diubah fungsinya menjadi museum.

Jaraknya cukup dekat dengan Istana Topkapı (Topkapi Palace), tempat kediaman para Sultan Utsmaniyah sampai tahun 1853 dan tidak jauh dari pantai Bosporus. Dilihat dari laut, kubah dan menaranya mendominasi cakrawala kota Istanbul.

Masjid ini dikenal dengan nama Masjid Biru karena warna cat interiornya didominasi warna biru. Akan tetapi cat biru tersebut bukan merupakan bagian dari dekor asli masjid, maka cat tersebut dihilangkan. Sekarang, interior masjid ini tidak terlihat berwarna biru.

Arsitek Masjid Sultan Ahmed, Sedefhar Mehmet Aga, diberi mandat untuk tidak perlu berhemat biaya dalam penciptaan tempat ibadah umat Islam yang besar dan indah ini. Struktur dasar bangunan ini hampir berbentuk kubus, berukuran 53 kali 51 meter. Seperti halnya di semua masjid, masjid ini diarahkan sedemikian rupa sehingga orang yang melakukan Salat menghadap ke Makkah, dengan mihrab berada di depan.
(Referensi : Masjid Sultan Ahmed)

Selat Bosphorus

Bosphorus Cruise
Bosporus (bahasa Yunani: Βόσπορος) adalah sebuah selat yang memisahkan Turki bagian Eropa dan bagian Asia, menghubungkan Laut Marmara dengan Laut Hitam. Selat ini memiliki panjang 30 km, dengan lebar maksimum 3.700 meter pada bagian utara, dan minimum 750 meter antara Anadoluhisarı dan Rumelihisarı. Kedalamannya bervariasi antara 36 sampai 124 meter. 

Ada dua jembatan yang menyebrangi Selat Bosporus, yang pertama adalah Jembatan Bosporus memiliki panjang 1.074 meter dan diselesaikan pada 1973. Yang kedua, Jembatan Fatih Sultan Mehmet dengan panjang 1.090 meter dan diselesaikan pada 1988 sekitar 5 km sebelah utara jembatan pertama.

Marmaray  adalah kereta api listrik bawah laut yang menghubungkan Asia dan Eropa di Laut Marmara melalui terowongan. Sekitar 1.400 meter dari terowongan ini berada di bawah selat, dengan kedalaman sekitar 55 meter.

Jembatan Bosphorus


Jembatan Bosphorus. Pagi hari di Pantai Bosphorus

Inilah yang paling di tunggu-tunggu, Bosphorus bridge jembatan yang menghubungkan dua benua yaitu benua Asia dengan benua Eropa. Keindahan jembatan ini luar biasa terutama di malam hari.

Jembatan Bosphorus (Bosphorus Bridge), yang dalam bahasa Turki disebut Bogazici Koprusu, terletak di Old City, Istanbul. Raja Darius adalah pihak yang pertama kali membangun jembatan antara Asia dan Eropa di atas selat Bosphorus pada 522 SM hingga 485 SM. Saat itu ia menggerakkan pasukannya untuk menaklukan Macedonia. Untuk itulah ia membangun jembatan pontoon di antara benua Asia dan benua Eropa. Berbagi usaha telah dilakukan untuk membentangkan jembatan panjang di antara kedua benua tersebut. Pada abad ke-18 M, misalnya, sejumlah insinyur Perancis telah mengajukan rancangan jembatan. Selanjutnya pada tahun 1323 H/1905 M, rancangan lain diajukan oleh salah satu tim dari Jerman. Pada tahun 1930-an, sebuah tim lain dari Eropa mengajukan rancangan lainnya. Sementara pada tahun 1327 H/1953 M, pemerintah Turki membuat rancangan yang lain. Namun hingga saat itu, semuanya baru dalam tahap rancangan.

Pada tahun 1383 H/ 1963 M,akhirnya keinginan untuk pembangunan jembatan tersebut yang mempertemukan antara benua Asia dan Eropa mengemuka kembali kenapa?

Robert Arndt, dalam sebuah karyanya yang berjudul Bridge Across The Bosphorus mengatakan bahwa setidaknya ada dua faktor yang mendorong pembangunan jembatan tersebut. Salah satunya adalah Istanbul sendiri. Kedua sisi Selat Bosphorus selama sepuluh tahun terakhir telah berkembang pesat. Lalu-lintas dua jembatan mengalami perkembangan yang pesat pula. Lima jembatan gantung yang dibangun antara tahun 1953 dan 1963 telah memecahkan rekor atau meraih kemajuan dalam seni pembangunan jalan raya. Oleh sebab itu, ketika Freeman Fox dan partners dari London, sebuah perusahaan paling berpengalaman dan inovatif di bidang tersebut mendapatkan proyek pada tahun 1968 untuk merancang sebuah jembatan baru, impian itu pun akhirnya terwujud.

Lima tahun kemudian, tepatnya pada Selasa, 3 syawal 1393 H/30 ktober 1973 M, dilakukan peresmian jembatan yang dibangun sebuah perusahaan Turki, Enka Construction and Industry Co.Ltd, dan sebuah kontraktor Jerman, Hochtief AG. Itulah jembatan pertama yang dibangun di atas Selat Bosphorus yang menghubungkan antara Benua Asia dan Eropa, sejak dibuatnya jembatan pontoon oleh Raja Darius.

Di bawah jembatan, baik sudut kanan maupun kiri, bercuatan berbagai Istana, rumah, gedung, dan masjid. Selain itu, di ujung jembatan terdapat billboard berwarna kuning yang bertuliskan ”Welcome to Asia”. Billboard ini menadakan bahwa bukan merupakan area Eropa melainkan berada di area Benua Asia sebaliknya ketika kita nanti kembali,diujung jembatan kita akan melihat billboard yang sama bertulisan”welcome to Eropa”

Dengan karakteristik Selat Bosphorus tersebut, tidak heran jika Selat Bosphorus sangat dikenal sebagai kawasan turis dan kawasan pelayaran internasional yang menghubungkan Eropa dengan Timur Tengah. Dengan melintasi selat itu pula, truk-truk mengangkut berbagi barang menuju Timur Tengah. Demikian pula kapal-kapal tanker raksasa yang mengangkut minyak dari Irak dan Iran menuju Eropa, semuanya harus melintasi selat tersebut. Itulah yang menyebabkan Turki kerap disebut sebagai “Pintu Gerbang Eropa dari Timur Tengah”.

Bosphorus bridge di katakan sebagai Jembatan terindah di Dunia. Bagaimana tidak, dengan begitu banyak arsitek dan perusahaan ternama di dunia yang antusias untuk membangunnya.

Marmaray

Marmaray  (Asia-Eropa dengan hitungan menit)
MARMARAY adalah kereta api listrik bawah laut yang menghubungkan Asia dan Eropa di Laut Marmara melalui terowongan. Marmaray ini merupakan gabungan dua kata. Marmaray berarti laut Marmara. Sementara ‘Ray’ dalam bahasa Turki berarti kereta. Jadi Marmaray artinya kereta api Marmaray. Marmaray itu sendiri baru saja diluncurkan pada akhir 2013 dan beroperasi pada awal tahun 2014.

Media di Turki menyebut proyek fenomenal ini sebagai “Hayal gercege donustu” yaitu mimpi yang menjadi kenyataan. Ini adalah mimpi rakyat Turki sejak tahun 1876 di masa Sultan Abdul Mecit II. Lebih dari 150 tahun lalu. Sultan pada masa Turki Utsmani ini bermimpi suatu saat akan ada kereta (terowongan) api bawah laut di selat Bosporos yang menghubungkan Asia dan Afrika.

Penerusnya Sultan Hamid yang memerintah pada 1922-1924 kemudian pernah membuat sketsa nya. Tapi pada sampai akhir kesultanan ide ini tidak terwujud. Maka masa Perdana Menteri Erdogan inilah terowongan bahwah laut dapat terwujud.

Pelajaran pentingnya adalah, bahwa ternyata Turki sejak masa dahulu kala sudah memiliki grand design pembangunan. Atau yang kita sebut sekarang sebagi blue print (cetak biru) pembangunan. Pelajaran kedua, adalah ada kesinambungan program pembangunan dari periodesasi sebelumnya dengan periode sesudahnya. Jadi, tidak memberangus apa yang pernah dicita-citakan oleh pendahulu untuk kemajuan rakyat Turki. Selama hal itu baik dan dipandang untuk kesejahteraan rakyat.

Jembatan Galata


Makan Malam di Jembatan Galata
Gambar dg latar belakang Yenii Camii (Masjid Baru)
Jembatan ini membentang melintasi Golden Horn menghubungkan kawasan Istanbul bagian selatan atau yang sering disebut kota tua dengan perkotaan baru di wilayah Istanbul utara Taksim Square. Istanbul bagian utara tempat beradanya Taksim square, Dolmabahce palace, Galata tower, dan juga Stadion turk telekom arena, Markas Galatasaray klub sepak bola kebanggan warga Istanbul. Jembatan ini terdiri dari dua tingkat, bagian atas untuk transportasi kendaraan dan pejalan kaki sedangkan bagian bawah dipenuhi tempat makan atau kafe untuk menuju ke bawah jembatan galata, kita bisa melewati tangga yang berada di tengah-tengah jembatan.

Dari sini kita bisa melihat lalu lalang kapal pesiar dan kapal feri baik dari laut marmara, selat bosphorus, atau golden horn ini sendiri. Dari atas jembatan ini kita juga bisa melihat pemandangan Topkapi Palace, Hagia Sophia, Blue Mosque, Yenii Camii, Süleymaniye Camii.

Hagia Shopia


Museum Hagia Shopia
Museum Hagia Sophia, adalah bangunan megah yang pernah menjadi masjid dan gereja. Sebelum menjadi museum seperti sekarang, Hagia Sophia pertama kali dibangun sebagai sebuah Gereja Ortodoks. Pantas jika Hagia Sophia memiliki gaya arsitektur khas Byzantium yang indah.

Baru setelah Kota Konstantinopel jatuh ke tangan Dinasti Usmaniyah di tahun 1453, Hagia Sophia di alihfungsikan sebagai Masjid. Mengingat ekspansi Dinasti Usmaniyah membawa nafas Islam yang kental di dataran Eropa.

Walaupun telah berubah menjadi sebuah masjid, tidak ada perubahan arsitektur maupun interior dari Hagia Sophia. Perubahan hanya berupa penambahan kaligrafi Islam dan mimbar untuk tempat imam salat. Sebuah bukti bahwa umat Islam adalah umat yang toleran di masa itu.

Keindahan interior Hagia Sophia semakin bertambah dengan adanya hiasan kaligrafi Allah yang berdampingan dengan lukisan Bunda Maria. Ada juga lukisan Yesus yang bersebelahan tepat dengan kaligrafi Al Quran. Sungguh perpaduan yang sangat unik dan indah.

Selain itu, mimbar masjid dan hiasan masjid lainnya juga masih ada dan terjaga. Selama 500 tahun Hagia Sophia berfungsi sebagai masjid. Baru di era 1990-an, Pemerintah Turki menjadikan Hagia Sophia sebagai sebuah Museum yang bisa dimasuki oleh para wisatawan. 

Hagia Sophia sudah terkenal seantero dunia dan menjadi ikon kebanggaan negara Turki. Bisa dipastikan Anda akan terpana dan terbius oleh pesona Museum Hagia Sophia. 

Camlica Hill

Camlica Hill "melihat Turki Eropa dari ketinggian Turki Asia"
Masjid Camlica di puncak Bukit  (dalam pembangunan)
Bukit Camlica (Camlica Hill) - merupakan dataran tertinggi di istanbul dengan ketinggian 267 meter di atas laut. Bukit ini merupakan daerah yang di peruntukan sebagai lokasi wisata oleh pemerintah turki. 

Panorama yang disuguhkan meliputi Keindahan alam dan taman yang berada di bukit ini, keseluruhan kota istanbul , daratan bagian Eropa istanbul - turki, Selat Bophorus, dan laut Marmara. 

Istana Dolmabahce



Istana Dolmabahce atau Dolmabahce Sarayi adalah salah satu tempat yang menarik untuk dikunjungi ketika berada di Istanbul. Istana ini lokasinya berada di distrik Besiktas, bangunan di tepi selat Bosphorus, sehingga pada bagian halaman belakang istana terbentang pemandangan laut yang indah. Dan jika menyusuri selat Bosphorus, dapat dengan jelas terlihat bangunan istana ini yang megah.

Ketika masuk dari jalan, dengan sisi pinggir jalan dihiasi tanaman bunga yang rapi, tampak menara jam yang menjulang tinggi, Dolmabahce Clock Tower.

Istana Dolmabahce mulai digunakan sejak tahun 1856 menjadi tempat tinggal Sultan setelah pindah dari istana Topkapi. Istana ini dibangun oleh 3 orang arsitek Garabet Balyan, Nigogayos Balyan dan Evanis Kalfa atas perintah Sultan Abdul Mecid I yang merupakan Sultan Ottoman yang ke tiga puluh, pada tahun 1843-1856. Ide istana ini muncul adalah setelah melakukan kunjungan ke istana Versaiiles, Paris. Konon emas yang dipakai untuk ornament termasuk langit-langitnya adalah sebanyak 35 ton emas (wow buanyak yah). Istana ini selain menjadi tempat tinggal juga menjadi kantor untuk pemerintahan kerajaan Ottoman atau kekhalifahan Ustmaniyah hingga penghapusan kekhalifahan pada tahun 1924. Sultan terakhir yang tinggal di istana ini adalah Sultan Abdul Mecid Effendi.

Selanjutnya digunakan oleh Mustafa Kemal Attaturk, sebagai pendiri dan presiden pertama Republik Turki. Istana ini digunakan terakhir oleh Mustafa Kemal Ataturk saat perawatan medis hingga wafatnya pada 10 November tahun 1938. Kini istana ini menjadi museum sejak tahun 1984.

Setelah masuk pada gerbang utama yang megah yaitu Gate of Sultan, terbentang pemandangan taman yang cantik. Di bagian tengah ada kolam dengan patung-patung angsa. Kebetulan saat musim panas, sehingga pepohonan yang hijau, dan bunga-bunga yang bermekaran, menambah indah suasana pemandangan pada halaman depan istana.


Sebagian kecil dari banyak ruangan istana
Bagian istana Dolmabahce secara keseluruhan dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu bagian yang untuk pria atau disebut dengan Mabeyn i Humayun, bagian untuk upacara atau acara resmi yang disebut dengan Muayede Salonu. Bagian ini dialokasikan untuk menyambut negarawan dalam acara kenegaraan yang penting. Dalam ruang Ceremonial Hall, terdapat lampu Kristal hadiah dari Ratu Victoria. Lampu kristal yang sangat besar ini, terdiri dari 750 lampu dengan berat 4,5 ton. Memang benar-benar lampu kristal yang besar dan megah.

Luas keseluruhan istana ini adalah sekitar 45.000 m2 , bangunannya terdiri dari 285 kamar, 46 ruangan atau aula, 6 buah tempat pemandian (hamam) dan 68 toilet. Pengaruh gaya barat sangat jelas dalam keseluruhan isi istana ini. Bangunan dan seluruh interior design-nya bergaya Eropa. Meskipun tirai-tirainya dan perabotnya kini sudah terlihat agak kusam, namun secara keseluruhan memang merupakan istana yang mewah.

Ketika menaiki tangga yang disebut dengan crystal staircase, yang merupakan tangga berbentuk dua tapal kuda, benar-benar sebuah ruangan istana yang cantik dengan design interior berwarna keemasan.

Istana Topkapi


Gerbang masuk Istana Topkapi
Salah satu tempat yang menjadi prioritas untuk dikunjungi  adalah Topkapi Palace (atau disebut dengan bahasa Turki: Topkapi Sarayi), selain Hagia Sophia dan Blue Mosque. 
Barang-barang peninggalan Nabi Muhammad SAW, sahabat dan keluarganya berada di Topkapi Palace. 

Topkapi Palace atau istana Topkapi adalah istana tempat tinggal kekhalifahan Ottoman selama kurun waktu hampir 400 tahun. Lokasi istana ini masih di kawasan Sultanahmet yang merupakan old city Istanbul, dekat dengan Hagia Sophia dan Blue Mosque. 

Istana Topkapi ini merupakan istana terbesar peninggalan kerajaan Turki Ustmani atau disebut dengan Ottoman dan merupakan tempat tinggal Sultan selama kurun waktu hampir 400 tahun antara tahun 1465 hingga 1853. Kepentingan istana Topkapi ini memudar, setelah Sultan lebih suka menghabiskan waktu di Istana baru yaitu di Dolmabahce Palace yang berada di tepi selat Bosphorus. Pada tahun 1856 Sultan Abdul Mecid I memindahkan kediaman di Dolmabahce Palace merupakan istana dengan gaya bangunan Eropa. Selama kurun waktu tahun 1856-1924, Topkapi Palace ini digunakan untuk akomodasi para pejabat pemerintah, dan berdasarkan dekrit pemerintah tanggal 3 April 1924 istana ini dijadikan museum dan pada tahun1985 merupakan salah satu World Heritage Site oleh UNESCO.

Istana Topkapi ini mulai dibangun pada tahun 1459 atas perintah Sultan Mehmed II. Selain sebagai tempat tinggal juga merupakan tempat untuk acara-acara kenegaraan. Beberapa bangunan mengelilingi lapangan istana dan kebun. Bangunan-bangunan tersebut mencakup tempat senjata, ruang harta, ruang makan, harem, kamar Sultan dan menara penjaga.

Pada masa kekhalifahan Ottoman, the sacred relics yang berupa barang-barang peninggalan Rasullulah SAW, keluarga dan sahabatnya, sejak tahun 1517 dibawa ke Istanbul dan disimpan di Hirkai Serif Odasi (Chamber of the Holy Mantle) yang merupakan bagian dari bangunan Istana Topkapi. Barang-barang sacred relics ini disimpan pada ruangan khusus di Topkapi oleh Sultan Mehmet.


Tapak kaki - Jubah - Pedang Nabi, dan Pedang para Sahabat
Sacred Relics, merupakan barang-barang peninggalan Rasullulah SAW antara lain adalah jubah atau mantel, helai rambut jenggotnya, pedang dan jejak telapak kaki Rasulullah yang dipahat di batu pada tempat berkaca. Selain itu juga ada pedang nabi Daud dan pedang para sahabat (Umar bin Khatab, Ali bin Abi Thalib, dan Ustman bin Affan) dan baju-baju kekhalifahan, kunci Ka’bah dll. 

Setelah mengunjungi dua buah istana (Topkapi dan Dolmabahce) yang merupakan tempat tinggal Sultan maupun presiden Turki, maka kita dapat gambaran bagaimana kehidupan mereka zaman dahulu. Kemegahan dan kemewahan yang masih terlihat dari peninggalan-peninggalan yang ada. Berkunjung ke istana Dolmabahce ini memberikan pengalaman yang menarik sekaligus menambah wawasan baru tentang salah satu istana termegah ini. 

Panorama 1453

Diaroma Penaklukan Konstatinopel
Panorama 1453 adalah tempat yang jadi tujuan para turis untuk mengenang kembali suasana abad ke-15, di mana Konstantinopel diserbu oleh Khalifah Muhammad Al-Fatih. Sedikitnya ribuan orang yang datang ke tempat ini. Mereka ingin merasakan langsung suasana peperangan yang paling menarik dalam sejarah tersebut.

Di awal perjalanan museum, kita akan disuguhi beberapa teks, gambar, dan video tentang kisah penyerbuan Konstantinopel. Sosok Muhammad Al Fatih yang digambarkan sebagai pemuda berani dan pintar juga banyak dibahas.

Namun yang paling menarik adalah ketika kita naik ke bagian paling atas museum. Di sana ada ruangan khusus yang dibuat untuk menggambarkan suasana perang di abad ke-15. Ada lukisan langit yang terang, tembok yang hancur, pasukan yang siap membunuh musuh, hingga peralatan perang yang digunakan kala itu, mulai dari meriam hingga panah. Semua tampak nyata dengan efek pencahayaan dan musik yang sempurna. Para pengunjung tepat berada di tengah ruangan itu, dan bisa berkeliling untuk menikmati atmosfer yang ada. Rasanya seperti sungguhan berada di tengah peperangan itu.

Penaklukan Konstantinopel oleh Al Fatih ini terjadi pada tahun 1453. Saat itu Kekaisaran Byzantium yang berpusat di Konstantinopel ditaklukkan oleh pasukan yang dipimpin seorang pemuda bernama Muhammad Al Fatih.


Penaklukan ini menjadi tonggak sejarah karena upaya sebelumnya oleh para pendahulu Al Fatih gagal. Namun akhirnya berkat sebuah upaya yang gigih dan strategi yang jitu, kota yang dikeliling benteng ini akhirnya bisa direbut. Para ahli sejarah meyakini, penaklukan ini menjadi akhir dari Abad Pertengahan di Eropa.

Grand Bazaar



Grand Bazaar
Grand Bazaar (Kapalıçarşı) di Istanbul merupakan salah satu pasar terbesar tertutup di dunia dengan 60 jalan-jalan dan 5.000 toko, dan menarik antara 250.000 dan 400.000 pengunjung setiap hari. Kios barang-barang seperti perhiasan, keramik yang dilukis dengan tangan, karpet, bordir, rempah-rempah dan toko-toko antik. Banyak kios di pasar tersebut dikelompokkan menurut jenis barang, dengan area khusus untuk barang yang terbuat dari kulit, perhiasan emas dan sejenisnya. 
Bazaar yang telah menjadi pusat perdagangan penting karena 1461 dan kubah labirin yang menampilkan dua bedestens (bangunan kubah), yang pertama dibangun antara 1455 dan 1461 atas perintah Sultan Mehmed. Bazaar itu diperbesar pada abad ke-16, pada masa pemerintahan Sultan Suleiman.

Terdapat dua masjid, empat air mancur, dua hamams, dan beberapa kafe dan restoran. Di tengah adalah ruang berkubah tinggi Cevahir Bedesten, di mana barang-barang yang paling berharga dan barang-barang antik masa lalu yang dapat ditemukan sampai hari ini, termasuk perabot, copperware, tasbih kuning, senjata hias, ikon, ngengat eh mutiara cermin, pipa air, jam tangan dan jam, lilin, koin-koin kuno, dan perak dan perhiasan emas set dengan karang dan pirus.


Es Krim
Sensasi Es Krim cita rasa Turkey
Bagi penggemar es krim akan menemukan jenis es krim yang beda di Turki. Es krimnya tak meleleh jika dibiarkan di tempat terbuka. Malah bisa dibentuk sedemikian rupa. Juga kenyal dan tak jatuh saat wadahnya dibalik. Es krim ini juga bisa dipotong bahkan bisa digantung seperti sebatang pohon.

Keunikan itu yang membuat para penjaja es krim Turki di jalanan punya kesempatan membuat atraksi saat melayani pembelinya. Misalnya, es krim sudah dimasukkan ke dalam cone, namun saat diberikan pada pembeli es krim itu seolah mau jatuh yang membuat si pembeli kaget. Atau si pelayan menyekop sejumlah es krim dengan pengaduknya yang panjang dan menyimpannya di cone yang dipegang pembeli. Namun saat si pembeli mau pergi es krimnya masih melekat di sekopnya.

Atraksi yang bikin jengkel si pembeli tapi menjadi hiburan yang melihatnya itu seolah-olah jadi ciri khas layanan es krim Turki. Es krim itu dihasilkan di wilayah bernama Kahraman Maras dan merupakan produksi es krim turun-temurun. Sejak zaman dulu di wilayah ini sudah dikenal es krim yang bernama Karsambac yang terbuat dari salju, esktrak buah-buahan, susu, madu dan salep. Salep ini adalah tepung yang terbuat dari anggrek yang tumbuh di wilayah Maras yaitu Orchis mascula and Orchis militaris.


Monday, January 19, 2015

Kuala Lumpur, Malaysia

Travelling :  Kuala Lumpur


Menara Kembar Petronas

Twin Tower - Menara Petronas
Menara Petronas, atau Menara Kembar Petronas (bahasa Malaysia: 'Menara Berkembar Petronas') di Kuala Lumpur, Malaysiaadalah sepasang menara kembar yang pernah menjadi bangunan tertinggi di dunia pada tahun 1998—2004, sebelum dilampaui oleh Taipei 101. Namun, kedua menara ini masih merupakan pencakar langit kembar tertinggi di dunia pada abad ke-20. Menara Kembar Petronas memegang gelar sebagai bangunan tertinggi dari tahun 1998 hingga 2004 dari segi ukuran, dari lantai pintu masuk utama hingga lantai atas, yaitu rujukan ketinggian asli yang digunakan oleh organisasi internasional Dewan Bangunan Tinggi dan Habitat Urban sejak tahun 1969 (tiga kategori ketinggian tambahan diperkenalkan ketika menara ini hampir dipersiapkan pada tahun 1996).

Menara Petronas yang dirancang oleh arsitek César Pelli dari Argentina mulai dibangun pada tahun 1998. Setelah menghabiskan waktu tujuh tahun, menara ini menjadi bangunan tertinggi di dunia sewaktu diresmikan. Menara ini dibangun di atas fondasi pacuan kuda Kuala Lumpur. Kedalaman batuan dasar menjadikan bangunan ini dibangun dengan fondasi paling dalam di dunia. Fondasi sedalam 120 meter itu memerlukan sejumlahbeton yang tidak sedikit untuk dibangun dalam waktu 12 bulan (1 tahun) oleh Bachy Soletanche.
Menara setinggi 88 lantai ini banyak dibuat dari beton bertulang dengan eksterior bangunan dari besi dan kaca yang dirancang untuk menyerupai motif kesenian Islam untuk mencerminkan agama Islam di Malaysia. Satu lagi pengaruh seni Islam dalam bangunan ini adalah penampang lintang kedua menara yang berbentuk Rub al-hizb, ditambah dengan bagian bundar untuk memenuhi keperluan ruang kantor. Menara 1 dibangun oleh konsorsium Jepang yang dipimpin oleh Hazama Corporation sementara Menara 2 dibangun oleh dua kontraktor Korea Selatan, yaitu Samsung C&T dan Kukdong Engineering & Construction. Jembatannya pun disiapkan oleh Kukdong.
Oleh karena kekurangan baja serta biaya pengimporan baja yang mahal, menara kembar ini didirikan di atas beton bertulang yang amat kokoh yang tersusun bentuk radikal yang murah sekali. Beton yang sangat kokoh dikenal banyak kontraktor Asia dan dua kali lebih efektif mengurangi guncangan dibandingkan baja, oleh karena itu bangunan ini dua kali beratnya pada fondasi dibandingkan bangunan baja yang sejenisnya. Didukung oleh teras beton 23 × 23 meter dan lingkaran luar dengan tiang penopang super berjarak lebar, menara-menara ini menggunakan sistem struktur canggih yang sesuai dengan profil bangunannya yang ramping serta menyediakan ruang kantor tanpa tiang seluas 560,000 square metres (669,754 sq yd). Di bawah menara kembar ini terdapat pusat perbelanjaan Suria KLCC dan Dewan Filharmonik Petronas.



Putrajaya

Putrajaya
Masjid Putrajaya

Putrajaya adalah pusat administrasi Malaysia yang baru menggantikan posisi Kuala Lumpur. Didirikan pada 19 Oktober 1995, namanya diambil dari nama Perdana Menteri Malaysia yang pertama, Tunku Abdul Rahman Putra dan juga menjadi wilayah persekutuan Malaysia yang ketiga (2 wilayah lainnya adalah Kuala Lumpur dan Labuan).

Wilayah Putrajaya sekarang ini diambil dari Selangor sebesar 46 km² setelah dilakukan transaksi dengan pemerintah. Selain itu, transaksi ini juga membuat Selangor memiliki 2 buah wilayah persekutuan dalam batas-batasnya yaitu Kuala Lumpur dan Putrajaya.

Kota ini terhubung dengan Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) serta Kuala Lumpur dengan KLIA Transit. Letaknya ini juga berada dalam Multimedia Super Corridor, begitu juga dengan Cyberjaya yang terletak di barat Putrajaya.



Malacca

Masjid Selat Melaka
Masjid Terapung Melaka


Malacca Straits Mosque di Melaka, Malaysia adalah masjid terapung yang terkenal di Negeri Jiran. Masjid yang lebih dikenal dengan nama Masjid Melaka, berada di pinggiran Selat Melaka. Tiang-tiang pondasi masjidnya tertancap ke dasar laut di pinggiran pantainya.

Masjid Malaka selesai dibangun tahun 2006. Dinding masjidnya berwarna putih dan kubanya dihiasi warna kuning, cantik sekali. Ternyata, biaya pembangunan Masjid Malaka ini menghabiskan biaya MYR 10 juta atau sekitar Rp 36 miliar!


Amman, Jordania

Travelling : Amman Jordan

Amman, ibukota modern dan kuno Yordania, adalah salah satu kota tertua yang terus dihuni di Dunia. Bangunan modern kota menyatu dengan sisa-sisa peradaban kuno.
Penggalian baru-baru ini ditemukan rumah dan menara yang diyakini telah dibangun selama Zaman Batu.
Amman dikenal dalam Perjanjian Lama sebagai Rabbath-Ammon, ibukota bani Amon sekitar 1200 SM, itu juga disebut sebagai "Kota Waters".
Pada zaman Yunani-Romawi di abad ke-3 SM, kota ini berganti nama Philadelphia (Yunani untuk "The Brotherhood Love") setelah penguasa Ptolemeus Philadelphus (283-246 SM). 
Di bawah pengaruh budaya Romawi, Philadelphia dibangun kembali dalam gaya Romawi dengan jalan-jalan bertiang, kolam mandi, Amphitheater, dan gedung-gedung publik yang besar dan mengesankan.
Selama periode Bizantium, Philadelphia adalah pusat Kristen Uskup, dan oleh karena itu beberapa gereja dibangun. 
Sejarah modern Amman dimulai pada akhir abad ke-19, ketika Ottoman dipindahkan koloni emigran Sirkasia pada tahun 1878. Emir Abdullah bin Al-Hussein pendiri Kerajaan Yordania menjadikan Amman sebagai ibukotanya pada tahun 1921. Sejak itu, Amman telah berkembang pesat menjadi modern.



Queen Alia Airport, Amman

Gua Ashabul Kahfi

Gua Ashabul Kahfi

"Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya." (QS Al-Kahfi, 18:17).

Ada tiga versi tentang gua yang dimaksud dalam kisah Ashabul Kahfi. Yang pertama adalah gua Ephesus di Anatolia Turki, yang kedua sebuah gua Damsyik Syiria, dan yang ketiga di Amman, Jordan. Karena ada beberapa versi ini maka para ahli arkeologi, para ulama klasik dan kontemporer melakukan penelitian di ketiga tempat tersebut. Mencocokannya dengan keterangan dalam Al-Qur’an.

Kesimpulannya, gua yang berada di Ar-Raqim Jordan inilah yang mendekati seperti yang digambarkan dalam Al-Qur’an sebagai tempat persembunyian Ashabul kahfi. Salah satu yang memperkuat dugaan tersebut  adalah surat Al-kahfi ayat 17. Menyebutkan, matahari cenderung ke kanan dari gua mereka dan terbenam di sebelah kiri. Kemudian, dilanjutkan dengan kalimat, “sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu.” (QS 18: 17).
Lokasi gua Ashabul Kahfi di Jordan memiliki sebuah lubang dan atas gua sehingga cahaya bisa masuk. Selain itu, bentuk gua yang terdapat di Ar-Raqim sangat luas dan lapang serta tidak dalam.

Makam Nabi Syu'aib AS


Makam Nabi Syu'aib AS

94. Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya. 
95. Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, kebinasaanlah bagi penduduk Mad-yan sebagaimana kaum Tsamud telah binasa. 
(QS Huud, 11:94-95).

Makam Nabi Syu’aib berada didalam sebuah masjid. Masjid ini terletak di ketinggian diantara bukit-bukit pasir yang mengitarinya. Tak tampak keistimewaan baik di makam maupun masjid. Tak tampak pula adanya kehidupan di sekitarnya. Lokasi ini jauh dari keramaian. Meski begitu terlihat terawat.

Dead Sea - Laut Mati

Dead Sea - Laut Mati
Laut Mati ( Dead Sea), terkenal karena kadar garamnya yang tinggi (kandungan garamnya 22-25%). Kawasan ini merupakan titik terendah di dunia, yaitu 422 meter di bawah permukaan laut.
Laut yang memiliki luas sekitar 1050 km2 ini sebenarnya lebih tepat disebut sebagai danau karena memang seluruhnya dikelilingi tanah, tidak ada jalan keluar menuju laut lepas. Laut ini sebagian dikuasai Yordania , sebagian Tepi Barat dan sebagian lainnya dikuasai Israel. 
Garam dan lumpur hitam yang diambil dari laut ini memang dikenal banyak manfaatnya. Keduanya dijadikan bahan kosmetika dan obat-obatan yang terkenal dan merupakan salah satu komoditi penting eksport negri ini.

Jerash

Jerash
Jerash
Jerash
Jerash, yang terletak 48 km sebelah utara dari Amman dan terletak di sebuah lembah yang tenang di antara pegunungan Gilead, adalah lambang kemegahan Kekaisaran Roma yang menjadi salah satu situs terbesar dan paling terawat dari arsitektur Romawi di Dunia di luar Italia.  Sebuah Kota yang menakjubkan ini menjadi sejarah yang mengantarkan kita pada 2000 tahun silam.
Sejarah Jerash adalah campuran dari dunia Yunani-Romawi cekungan Mediterania dan tradisi kuno Arab Oriental. 



Petra

Petra & Wadi Rum

SEMPAT hilang selama hampir 500 tahun dari peradaban manusia, kemunculan kembali Kota Petra di Yordania Selatan, telah menyedot perhatian dunia. Masih ada misteri yang belum terungkap dari kota yang hilang bersamaan dengan berakhirnya Perang Salib pada abad ke-12 Masehi ini.

"Baru lima belas persen dari Kota Petra yang sudah berhasil kita temukan, di bawah permukaan masih terdapat 85 persen sisanya, tak tersentuh," ungkap Zeidoun Al-Muheisen, seorang arkeolog dari Jordan's Yamouk University seperti dilansir National Geographic.

Para ahli arkeologi dan kepurbakalaan berpendapat bahwa mendalami penggalian misteri kota yang terletak di dataran rendah dan diapit oleh gunung-gunung yang membentuk sayap ini, akan membawa kepada jawaban atas sejarah dan peradaban Suku Nabatea, yang sejauh ini diyakini berperan penting memegang kontrol luas di area Yordania sampai ke Jazirah Arab. Suku Nabatean berasal dari Arab bagian Barat Laut. Mereka tinggal di wilayah Yordania tetapi berpindah-pindah sampai membentuk kerajaan tahun 312 SM.

Petra yang dalam bahasa Yunani berarti batu dan dalam bahasa Arab disebut al-Bitra. didirikan enam tahun Sebelum Masehi oleh Raja Aretas IV. Kota unik yang didirikan dengan menggali dan mengukir cadas setinggi 40 meter ini, merupakan Ibu Kota Kerajaan Nabatean. Kota yang aman dari bencana alam seperti badai pasir ini, sekaligus menjadi pusat perdagangan yang sangat ramai karena terletak di jalur distribusi barang antara Eropa dan Timur Tengah.

Kota Pertra mempunyai sistem pengairan yang luar biasa rumit. Saat itu, Suku Nabatean yang menempati kota ini, sudah mempunyai peradaban teknologi hidrolik untuk mengangkat air. Untuk memenuhi kebutuhan air penduduknya, di kota itu terdapat terowongan dan bilik air untuk menyalurkan air bersih ke kota. Selain itu, Suku Nabatean sangat mahir dalam membuat tangki air bawah tanah untuk mengumpulkan air bersih, yang bisa digunakan saat mereka bepergian jauh. Sehingga, di mana pun mereka berada, mereka bisa membuat galian untuk saluran air guna memenuhi kebutuhan mereka akan air bersih.

Di akhir abad ke-4 Sebelum Masehi, berkembangnya dunia perdagangan membuat suku Nabatean turut berkecimpung dalam perdagangan dunia. Rute perdagangan dunia mulai tumbuh subur di bagian selatan Yordania dan selatan Laut Mati. Mereka lalu memanfaatkan posisi tempat tinggal mereka yang strategis itu sebagai salah satu rute perdagangan dunia.

Suku Nabatean akhirnya bisa menjadi para saudagar yang sukses, dengan berdagang dupa, rempah-rempah, dan gading yang antara lain berasal dari Arab bagian selatan dan India timur. Letaknya yang strategis untuk mengembangkan usaha dan hidup, serta aman untuk melindungi diri dari orang asing, membuat suku Nabatean memutuskan di kota batu itu.

Untuk mempertahankan kemakmuran yang telah diraih, mereka memungut bea cukai dan pajak kepada para pedagang setempat atau dari luar yang masuk ke sana. Suku Nabatean akhirnya berhasil membuat kota internasional yang unik dan tak biasa. Puluhan ribu orang tinggal di kota ini untuk berdagang maupun sekadar transit.

Awal keruntuhan

Pada tahun 106 Masehi, Romawi mencaplok Petra, sehingga peran jalur perdagangannya melemah. Tak hanya itu, pendudukan oleh Romawi merupakan awal keruntuhan Petra, karena sejak itu serangkaian gempa bumi melanda kota ini. Selain itu, munculnya jalur-jalur perdagangan baru memaksa Petra mencapai titik nadir di masa Kekaisaran Byzantine pada sekitar pertengahan abad 7 M. Ketika sistem hidrolik dan beberapa bangunan utama yang menunjang kehidupan masyarakat di kota itu hancur menjadi puing, Petra ditinggalkan sampai akhirnya menghilang dari peta bumi dan tinggal menyisakan legenda selama berabad-abad.

Reruntuhan kota yang terkubur di bawah tanah ditemukan pada tahun 1812 oleh seorang petualang dari Swiss bernama Johann Ludwig Burchardt. Sang petualang sengaja menyamar menjadi orang Badui, karena suku inilah yang mengetahui keberadaan Kota Petra. Setelah penemuan itu, Kota Petra menjadi perhatian dan penelitian para arkeolog. Tahun 1985, UNESCO mendeklarasikan Taman Arkeologi Petra sebagai situs World Heritage. Kemudian pada Tahun 2007, situs bersejarah yang jaraknya sekitar 3-5 jam perjalanan dari Kota Amman, Yordania ini, dinobatkan sebagai salah satu keajaiban dunia.

Tak mengherankan jika Petra menjadi salah satu keajaiban dunia karena kota ini memang sangat spektakuler. Di Petra terdapat amat banyak bangunan religius semacam kuil, biara, makam, atau tempat pengorbanan. Semua bangunan tersusun dari batu pasir nan kokoh, dengan perpaduan arsitektur Timur Tengah dan Arab. Suku Nabatean memang hebat dalam hal arsitektur tata kota. Kemampuan mereka juga menghasilkan inovasi-inovasi dalam sistem irigasi, transportasi, dan penyimpanan. Sayangnya, sampai sekarang informasi tentang suku ini masih sangat sedikit, seperti halnya Kota Petra.

Sejarah Islam

Kota Petra mempunyai kaitan dengan sejarah Islam, karena kota ini tercantum dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Memang dalam hadis tidak disebutkan langsung Kota Petra, namun yang disebuat adalah bangsa Arab kuno bernama Anbath Asy-Syam. Menurut kitab Al-Qamus al-Islami, Kota Petra merupakan peninggalan Anbath Asy-Syam, yaitu bangsa Arab kuno yang tinggal di antara Semenanjung Sinai dan Harun.

Kota Petra dikelilingi gunung-gunung, salah satunya Gunung Harun atau Jabal Harun atau Gunung Hor atau El-Barra yang memiliki ketinggian sekitar 1.350 meter di atas permukaan laut. Banyak yang meyakini, di puncak Jabal Harun itulah Nabi Harun meninggal dan dimakamkan oleh Nabi Musa. Konon, Rasulullah SAW pernah mengunjungi gunung itu bersama pamannya Abu Thalib, saat berdagang ke Syam (Suriah).

Tradisi Arab meyakini, Petra merupakan tempat Nabi Musa (Musa) memukul batu dengan tongkatnya hingga keluarlah air dari batu tersebut. Di kota itu juga terdapat nama tempat Wadi Musa untuk menyebut lembah sempit di wilayah itu. Pada abad ke-14 Masehi, sebuah masjid dibangun di tempat itu dengan kubah berwarna putih yang terlihat dari berbagai area di sekitar Petra. Konon, Nabi Harun tiba di wilayah itu ketika mendampingi Nabi Musa membawa umatnya keluar dari Mesir dari kejaran Raja Firaun.